A.
Pendahuluan
Menurut data dari The Organication for Economic Co-operation
and Development (OECD), minat membaca masyarakat Indonesia berada di
peringkat terendah diantara 52 negara di Asia. Selain itu UNESCO pada tahun
2012 melaporkan bahwa kemampuan membaca anak-anak Eropa dalam setahun rata-rata
menghabiskan 25 buku sedangkan Indonesia mencapai titik terendah 0,001%
(Kompas, 2016). Artinya, dari 1000 orang di Indonesia hanya satu anak yang
mampu menyelesaikan satu buku. Melihat kondisi yang seperti ini, nampak bahwa
minat membaca anak-anak sangatlah kurang. Rendahnya minat baca siswa secara
tidak langsung mempengaruhi mutu lulusan pendidikan. Menanggapi kondisi ini, pemerintah
Kabupaten Badung mengupayakan sebuah terobosan yang mampu menumbuhkembangkan
minat siswa sekolah dasar khususnya untuk membaca, sehingga berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Badung. Adapun program yang sedang
gencar dilaksanakan oleh Pemerintah Badung adalah Gerakan Badung Membaca (GBM)
dan Program Bantuan Laptop untuk siswa.
B.
Pembahasan
Pertama,
Program
Gerakan Badung Membaca digelar untuk meningkatkan minat dan budaya baca anak,
menumbuhkan motivasi, semangat dan kompetensi bagi seluruh siswa serta
mewujudkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing. Pemerintah
sadar untuk mewujudkan tujuan itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
Selain dari pemerintah, pihak keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam
menyukseskan GBM.
Siswa sekolah dasar menjadi
sasaran program GBM, karena menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan
berdaya saing melalui gemar membaca, sangat efektif ditanamkan sejak anak usia
dini. GBM mulai digelar sejak tahun 2016 dan akan dilaksanakan secara
berkesinambungan. Dalam kegiatan GBM, ada berbagai macam lomba yang akan
diikuti oleh seluruh siswa di Kabupaten Badung. Kegiatan yang akan dilombakan
seperti Koreo Badung Membaca, Pemilihan Duta Membaca, Masatua Bali, Bercerita,
Menulis Cerpen, Mengarang, Yel-yel, Cerdas Tangkas, dan Menulis Surat untuk
Bupati.
Lomba Koreo Badung Membaca
merupakan lomba gerakan senam yang mengajak anak-anak untuk rajin membaca.
Gerakan senam ini diiringi lagu “Badung Membaca” yang dinyanyikan oleh penyanyi
cilik Bali bernama Dinda Sutha. Lagunya riang, liriknya mudah dihafal dan
sesuai dengan karakter anak sekolah dasar. Berikut lirik lagu “Badung Membaca”
ciptaan Agung Wirasutha dan Gus Saka.
Badung Membaca
Hei…kawan
Marilah
kita berkumpul
Bersama
gembira, satukan cita
Hei…kawan
Bangkitlah
dari tidurmu
Segera
semangat
Menatap
masa depan
Ayolah
kita melangkah bersama
Raihlah
cita-cita setinggi langit
Buku
sebagai teman wujudkan impian
Ayolah
hei kawan kita harus rajin membaca
Ayo,
ayo, ayo, ayo membaca!
Membaca,
membaca, membaca buku
Untuk
menambah wawasan kita
Bukalah
bukumu
Mulailah
membaca
Mari,
mari, mari, mari membaca
Membaca,
membaca, membaca buku
Untuk
menambah wawasan kita
Bersama
kita di sini
Di
Badung Membaca
Dengan
adanya lomba Koreo Badung Membaca, seluruh sekolah dasar di Kabupaten Badung
melatih siswanya untuk menguasai senam karakter Badung Membaca tersebut.
Penguasaan senam karakter Badung Membaca dibantu juga oleh siswa SMA/SMK yang
sudah dibentuk dan ditugaskan sebagai relawan Gerakan Badung Membaca oleh
pemerintah Kabupaten Badung. Para relawan datang ke tiap sekolah dasar di
Kabupaten Badung untuk melatih adik-adiknya melakukan senam karakter Badung
Membaca.
Gambar
1. Lomba Koreo Badung Membaca
SD No. 1 Mengwitani, tempat
saya mengajar menjadi bagian dari pelaksanaan GBM. Menindaklanjuti penguasaan
gerakan senam tersebut, setiap pagi setelah melakukan persembahyangan dan
menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya bersama, diputarkan musik senam
Badung Membaca untuk mengiringi anak-anak dalam menghafal gerakan senam
tersebut. Anak-anak pun sangat bersemangat di setiap gerakannya. Riang gembira
mereka mengiringi musik Badung Membaca dengan gerakan yang sudah mereka
pelajari dari relawan Badung Membaca.
Kegiatan lain yang dilombakan
yaitu pemilihan Duta Membaca. Pemilihan Duta Membaca merupakan kegiatan
mengumpulkan kupon Gerakan Badung Membaca sebanyak-banyaknya. Semakin banyak
kupon yang dikumpulkan siswa, semakin besar peluang untuk menjadi Duta Membaca.
Kupon diperoleh setelah siswa berhasil meringkas bacaan yang sudah dibacanya.
Ringkasan yang dibuat siswa berdasarkan bacaan yang mereka baca, tidak hanya
buku pelajaran, buku pengayaan serta buku cerita pun bisa mereka ringkas. Satu
ringkasan akan ditukar dengan satu kupon.
Siswa berkesempatan
mengumpulkan kupon sebanyak-banyaknya sampai H-3 dari puncak acara GBM.
Penentuan juara didasarkan pada 10 besar kepemilikan kupon GBM terbanyak dan
kemampuan mengulas kembali dari apa yang mereka baca di depan para juri. Bobot
penilaian Duta Membaca Kabupaten Badung adalah 80% berdasarkan kepemilikan
kupon dan 20% saat tampil dihadapan juri. Dengan adanya kegiatan pemilihan Duta
Baca ini, siswa di sekolah saya sangat antusias dalam membaca dan meringkas
buku apapun yang mereka inginkan. Setiap harinya dengan bersemangat mereka
memburu kupon GBM dengan menukar hasil ringkasan dari bacaan yang sudah
dibacanya.
Lomba
Masatua Bali merupakan kegiatan bercerita dalam Bahasa daerah Bali. Cerita yang
akan dibawakan bebas, sesuai dengan cerita anak yang beredar di daerah Bali. Di
sekolah saya, anak-anak yang berminat untuk mengikuti lomba ini dilatih
langsung oleh kepala sekolah yang sudah berpengalaman membina lomba masatua
Bali. Saat lomba masatua Bali, siswa menggunakan pakaian adat bali dan
diperkenankan untuk membawa semua sarana yang diperlukan dalam bercerita. Sama
halnya dengan lomba bercerita. Hanya saja dalam lomba bercerita, siswa
membawakan cerita dalam Bahasa Indonesia.
Menulis
Cerita merupakan kegiatan lain yang dilombakan dalam Kegiatan Badung Membaca.
Peserta dari lomba ini adalah siswa kelas empat, lima, dan enam. Lomba menulis
cerita mengambil tema “Membaca Membuat
Kita Tahu Tiga Dunia (dulu, sekarang dan akan datang)”. Adapun kriteria
dari lomba ini antara lain orisinalitas, yaitu naskah karangan asli bukan
terjemahan dan belum pernah dilombakan atau dipublikasikan, kerapihan cerpen,
mulai dari penggunaan tata bahasa yang baik, tanda baca dan kerapihan paragraf,
adanya unsur kejutan dalam cerita, dapat dinikmati oleh semua kalangan,
kesesuaian cerita dan tema, struktur pengisahan, isi cerita, dan tentunya
kreativitas. Di sekolah saya, siswa yang berminat mengikuti lomba ini dilatih
langsung oleh wali kelasnya masing-masing.
Lomba mengarang merupakan
lomba yang hanya bisa diikuti oleh siswa kelas lima. Naskah dibuat dalam bentuk
artikel atau opini. Peserta lomba mengarang menggunakan tulis tangan dengan
tinta pulpen berwarna hitam, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta karangan tidak mengandung unsur SARA. Tema yang diangkat dalam lomba
mengarang adalah “Membaca Membuka
Jendela Dunia”. Sama seperti halnya lomba menulis cerita, dalam lomba mengarang
ini juga diperhatikan orisinalitas, penggunaan bahasa, isi karangan yang runtut
dan berisi pesan serta nilai-nilai positif dalam kehidupan.
Lomba yang tidak kalah menarik adalah
lomba yel-yel. Yel merupakan lagu singkat sebagai penyemangat. Lomba ini akan
diikuti oleh kelompok siswa yang terdiri dari 20 orang siswa-siswi. Peserta
bisa berasal dari kelas tiga sampai kelas enam. Lomba yel-yel ini mengusung
tema “gerakan badung membaca untuk generasi cerdas Indonesia”. Penilaian lomba
yel-yel dilihat dari kekompakan regu, materi yel-yel, formasi, dan durasi waktu
tampil yang tidak boleh lebih dari tiga menit. Anak-anak di sekolah saya sangat
antusias mengikuti lomba yel-yel ini. Mereka bersemangat dalam membuat yel dan
berlatih bersama teman-temannya. Tidak ada kesulitan bagi mereka dalam membuat
yel, karena mereka sudah sering membuat yel bersama regunya saat ekstra pramuka
di sekolah.
Cerdas Tangkas merupakan lomba yang
bisa diikuti oleh siswa-siswi kelas tiga sampai kelas enam. Setiap kecamatan
mengirim satu regu terdiri dari 10 orang. Materi lomba tentang ketangkasan dan
pengetahuan umum.
Menulis surat untuk Bupati merupakan
lomba yang sangat dinanti oleh siswa sekolah dasar di Kabupaten Badung.
Bagaimana tidak, melalui lomba ini mereka berkesempatan untuk menyapa orang
nomor satu di Kabupaten Badung walaupun hanya lewat surat. Kegiatan menulis
surat diikuti oleh siswa dari kelas tiga sampai kelas enam. Surat ditulis
tangan dengan menggunakan pulpen hitam.
Surat
bertema “Janji Menjadi Anak Cerdas dengan Rajin Membaca”. Surat dari hasil
karya anak tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam amplop biasa dan
dilengkapi tujuan surat dan alamat pengirim. Surat ditujukan kepada Bupati
Badung di Mangupura, data pengirim
meliputi nama siswa, asal sekolah
dan kelas. Siswa di sekolah saya, terutama di kelas yang saya ampu, sangat
bersemangat menulis surat dengan tulisan yang sebagus-bagusnya. Mereka berharap
suratnya nanti dibaca oleh Bupati Badung.
Program
kedua, Bantuan Laptop untuk Siswa. Untuk menyiapkan peserta didik
menghadapi pendidikan di abad 21, Pemerintah Kabupaten Badung memberikan
bantuan laptop kepada siswa sebagai sarana belajar. Pemberian laptop diberikan
secara bertahap. Tahun 2016 laptop diberikan kepada siswa kelas VI dan wali
kelasnya menyusul di tahun 2017 kepada siswa kelas V dan wali kelasnya.
Gambar 2. Pemanfaatan Laptop dalam pembelajaran
Laptop
ini merupakan barang inventaris yang pemanfaatannya diberikan selama siswa
tersebut berstatus aktif sebagai siswa sekolah dasar. Guna mengoptimalkan
pemanfaatan laptop, guru-guru diberikan pelatihan. Mengingat, di tahun 2018
pemerintah Kabupaten Badung berencana mewujudkan Badung sebagai smart city. Ini berarti bahwa di masa
depan, Pemerintah Kabupaten Badung dapat dengan mudah memantau penggunanan
laptop dalam pembelajaran sebagai wujud pencapaian literasi digital.
C.
Penutup
Program Gerakan Badung Membaca
dan Pemberian Bantuan Laptop kepada siswa merupakan terobosan inovatif dan
kerja nyata Pemerintah Kabupaten Badung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Upaya di bidang pendidikan ini patut diapresiasi. Sebagai guru di
Kabupaten Badung, penulis sangat merasakan perhatian pemerintah dan dampak
program bagi siswa-siswi khusunya di sekolah dasar. Besar harapan, program ini
dapat terus berjalan secara berkesinambungan sehingga momentum Generasi Emas
2045 dapat diwujudkan secara optimal. Semoga!
Daftar
Rujukan
Harian Kompas tanggal 18 Agustus 2016
*) oleh Kadek Eva Dwi Jayanti, S.Pd
disajikan dalam rangka Lomba Penulisan Artikel Ilmiah Sekolah dasar Tahun 2017