Peran Pemerintah Badung dalam Membangun Generasi Literate di Era Global*

October 14, 2017
A.    Pendahuluan
Menurut data dari The Organication for Economic Co-operation and Development (OECD), minat membaca masyarakat Indonesia berada di peringkat terendah diantara 52 negara di Asia. Selain itu UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa kemampuan membaca anak-anak Eropa dalam setahun rata-rata menghabiskan 25 buku sedangkan Indonesia mencapai titik terendah 0,001% (Kompas, 2016). Artinya, dari 1000 orang di Indonesia hanya satu anak yang mampu menyelesaikan satu buku. Melihat kondisi yang seperti ini, nampak bahwa minat membaca anak-anak sangatlah kurang. Rendahnya minat baca siswa secara tidak langsung mempengaruhi mutu lulusan pendidikan. Menanggapi kondisi ini, pemerintah Kabupaten Badung mengupayakan sebuah terobosan yang mampu menumbuhkembangkan minat siswa sekolah dasar khususnya untuk membaca, sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Badung. Adapun program yang sedang gencar dilaksanakan oleh Pemerintah Badung adalah Gerakan Badung Membaca (GBM) dan Program Bantuan Laptop untuk siswa.

B.    Pembahasan
Pertama, Program Gerakan Badung Membaca digelar untuk meningkatkan minat dan budaya baca anak, menumbuhkan motivasi, semangat dan kompetensi bagi seluruh siswa serta mewujudkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing. Pemerintah sadar untuk mewujudkan tujuan itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Selain dari pemerintah, pihak keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam menyukseskan GBM.
Siswa sekolah dasar menjadi sasaran program GBM, karena menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing melalui gemar membaca, sangat efektif ditanamkan sejak anak usia dini. GBM mulai digelar sejak tahun 2016 dan akan dilaksanakan secara berkesinambungan. Dalam kegiatan GBM, ada berbagai macam lomba yang akan diikuti oleh seluruh siswa di Kabupaten Badung. Kegiatan yang akan dilombakan seperti Koreo Badung Membaca, Pemilihan Duta Membaca, Masatua Bali, Bercerita, Menulis Cerpen, Mengarang, Yel-yel, Cerdas Tangkas, dan Menulis Surat untuk Bupati.
Lomba Koreo Badung Membaca merupakan lomba gerakan senam yang mengajak anak-anak untuk rajin membaca. Gerakan senam ini diiringi lagu “Badung Membaca” yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik Bali bernama Dinda Sutha. Lagunya riang, liriknya mudah dihafal dan sesuai dengan karakter anak sekolah dasar. Berikut lirik lagu “Badung Membaca” ciptaan Agung Wirasutha dan Gus Saka.

Badung Membaca
Hei…kawan
Marilah kita berkumpul
Bersama gembira, satukan cita

Hei…kawan
Bangkitlah dari tidurmu
Segera semangat
Menatap masa depan

Ayolah kita melangkah bersama
Raihlah cita-cita setinggi langit
Buku sebagai teman wujudkan impian
Ayolah hei kawan kita harus rajin membaca

Ayo, ayo, ayo, ayo membaca!
Membaca, membaca, membaca buku
Untuk menambah wawasan kita
Bukalah bukumu
Mulailah membaca
Mari, mari, mari, mari membaca
Membaca, membaca, membaca buku
Untuk menambah wawasan kita
Bersama kita di sini
Di Badung Membaca

          Dengan adanya lomba Koreo Badung Membaca, seluruh sekolah dasar di Kabupaten Badung melatih siswanya untuk menguasai senam karakter Badung Membaca tersebut. Penguasaan senam karakter Badung Membaca dibantu juga oleh siswa SMA/SMK yang sudah dibentuk dan ditugaskan sebagai relawan Gerakan Badung Membaca oleh pemerintah Kabupaten Badung. Para relawan datang ke tiap sekolah dasar di Kabupaten Badung untuk melatih adik-adiknya melakukan senam karakter Badung Membaca.
 Gambar 1. Lomba Koreo Badung Membaca


SD No. 1 Mengwitani, tempat saya mengajar menjadi bagian dari pelaksanaan GBM. Menindaklanjuti penguasaan gerakan senam tersebut, setiap pagi setelah melakukan persembahyangan dan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya bersama, diputarkan musik senam Badung Membaca untuk mengiringi anak-anak dalam menghafal gerakan senam tersebut. Anak-anak pun sangat bersemangat di setiap gerakannya. Riang gembira mereka mengiringi musik Badung Membaca dengan gerakan yang sudah mereka pelajari dari relawan Badung Membaca.
Kegiatan lain yang dilombakan yaitu pemilihan Duta Membaca. Pemilihan Duta Membaca merupakan kegiatan mengumpulkan kupon Gerakan Badung Membaca sebanyak-banyaknya. Semakin banyak kupon yang dikumpulkan siswa, semakin besar peluang untuk menjadi Duta Membaca. Kupon diperoleh setelah siswa berhasil meringkas bacaan yang sudah dibacanya. Ringkasan yang dibuat siswa berdasarkan bacaan yang mereka baca, tidak hanya buku pelajaran, buku pengayaan serta buku cerita pun bisa mereka ringkas. Satu ringkasan akan ditukar dengan satu kupon.
Siswa berkesempatan mengumpulkan kupon sebanyak-banyaknya sampai H-3 dari puncak acara GBM. Penentuan juara didasarkan pada 10 besar kepemilikan kupon GBM terbanyak dan kemampuan mengulas kembali dari apa yang mereka baca di depan para juri. Bobot penilaian Duta Membaca Kabupaten Badung adalah 80% berdasarkan kepemilikan kupon dan 20% saat tampil dihadapan juri. Dengan adanya kegiatan pemilihan Duta Baca ini, siswa di sekolah saya sangat antusias dalam membaca dan meringkas buku apapun yang mereka inginkan. Setiap harinya dengan bersemangat mereka memburu kupon GBM dengan menukar hasil ringkasan dari bacaan yang sudah dibacanya.
          Lomba Masatua Bali merupakan kegiatan bercerita dalam Bahasa daerah Bali. Cerita yang akan dibawakan bebas, sesuai dengan cerita anak yang beredar di daerah Bali. Di sekolah saya, anak-anak yang berminat untuk mengikuti lomba ini dilatih langsung oleh kepala sekolah yang sudah berpengalaman membina lomba masatua Bali. Saat lomba masatua Bali, siswa menggunakan pakaian adat bali dan diperkenankan untuk membawa semua sarana yang diperlukan dalam bercerita. Sama halnya dengan lomba bercerita. Hanya saja dalam lomba bercerita, siswa membawakan cerita dalam Bahasa Indonesia.
          Menulis Cerita merupakan kegiatan lain yang dilombakan dalam Kegiatan Badung Membaca. Peserta dari lomba ini adalah siswa kelas empat, lima, dan enam. Lomba menulis cerita mengambil tema “Membaca Membuat Kita Tahu Tiga Dunia (dulu, sekarang dan akan datang)”. Adapun kriteria dari lomba ini antara lain orisinalitas, yaitu naskah karangan asli bukan terjemahan dan belum pernah dilombakan atau dipublikasikan, kerapihan cerpen, mulai dari penggunaan tata bahasa yang baik, tanda baca dan kerapihan paragraf, adanya unsur kejutan dalam cerita, dapat dinikmati oleh semua kalangan, kesesuaian cerita dan tema, struktur pengisahan, isi cerita, dan tentunya kreativitas. Di sekolah saya, siswa yang berminat mengikuti lomba ini dilatih langsung oleh wali kelasnya masing-masing.
Lomba mengarang merupakan lomba yang hanya bisa diikuti oleh siswa kelas lima. Naskah dibuat dalam bentuk artikel atau opini. Peserta lomba mengarang menggunakan tulis tangan dengan tinta pulpen berwarna hitam, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta karangan tidak mengandung unsur SARA. Tema yang diangkat dalam lomba mengarang adalah “Membaca Membuka Jendela Dunia”. Sama seperti halnya lomba menulis cerita, dalam lomba mengarang ini juga diperhatikan orisinalitas, penggunaan bahasa, isi karangan yang runtut dan berisi pesan serta nilai-nilai positif dalam kehidupan.
          Lomba yang tidak kalah menarik adalah lomba yel-yel. Yel merupakan lagu singkat sebagai penyemangat. Lomba ini akan diikuti oleh kelompok siswa yang terdiri dari 20 orang siswa-siswi. Peserta bisa berasal dari kelas tiga sampai kelas enam. Lomba yel-yel ini mengusung tema “gerakan badung membaca untuk generasi cerdas Indonesia”. Penilaian lomba yel-yel dilihat dari kekompakan regu, materi yel-yel, formasi, dan durasi waktu tampil yang tidak boleh lebih dari tiga menit. Anak-anak di sekolah saya sangat antusias mengikuti lomba yel-yel ini. Mereka bersemangat dalam membuat yel dan berlatih bersama teman-temannya. Tidak ada kesulitan bagi mereka dalam membuat yel, karena mereka sudah sering membuat yel bersama regunya saat ekstra pramuka di sekolah.
          Cerdas Tangkas merupakan lomba yang bisa diikuti oleh siswa-siswi kelas tiga sampai kelas enam. Setiap kecamatan mengirim satu regu terdiri dari 10 orang. Materi lomba tentang ketangkasan dan pengetahuan umum.
          Menulis surat untuk Bupati merupakan lomba yang sangat dinanti oleh siswa sekolah dasar di Kabupaten Badung. Bagaimana tidak, melalui lomba ini mereka berkesempatan untuk menyapa orang nomor satu di Kabupaten Badung walaupun hanya lewat surat. Kegiatan menulis surat diikuti oleh siswa dari kelas tiga sampai kelas enam. Surat ditulis tangan dengan menggunakan pulpen hitam.
Surat bertema “Janji Menjadi Anak Cerdas dengan Rajin Membaca”. Surat dari hasil karya anak tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam amplop biasa dan dilengkapi tujuan surat dan alamat pengirim. Surat ditujukan kepada Bupati Badung di Mangupura, data pengirim  meliputi  nama siswa, asal sekolah dan kelas. Siswa di sekolah saya, terutama di kelas yang saya ampu, sangat bersemangat menulis surat dengan tulisan yang sebagus-bagusnya. Mereka berharap suratnya nanti dibaca oleh Bupati Badung.
          Program kedua, Bantuan Laptop untuk Siswa. Untuk menyiapkan peserta didik menghadapi pendidikan di abad 21, Pemerintah Kabupaten Badung memberikan bantuan laptop kepada siswa sebagai sarana belajar. Pemberian laptop diberikan secara bertahap. Tahun 2016 laptop diberikan kepada siswa kelas VI dan wali kelasnya menyusul di tahun 2017 kepada siswa kelas V dan wali kelasnya.
Gambar 2. Pemanfaatan Laptop dalam pembelajaran

Laptop ini merupakan barang inventaris yang pemanfaatannya diberikan selama siswa tersebut berstatus aktif sebagai siswa sekolah dasar. Guna mengoptimalkan pemanfaatan laptop, guru-guru diberikan pelatihan. Mengingat, di tahun 2018 pemerintah Kabupaten Badung berencana mewujudkan Badung sebagai smart city. Ini berarti bahwa di masa depan, Pemerintah Kabupaten Badung dapat dengan mudah memantau penggunanan laptop dalam pembelajaran sebagai wujud pencapaian literasi digital. 

C.    Penutup
Program Gerakan Badung Membaca dan Pemberian Bantuan Laptop kepada siswa merupakan terobosan inovatif dan kerja nyata Pemerintah Kabupaten Badung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Upaya di bidang pendidikan ini patut diapresiasi. Sebagai guru di Kabupaten Badung, penulis sangat merasakan perhatian pemerintah dan dampak program bagi siswa-siswi khusunya di sekolah dasar. Besar harapan, program ini dapat terus berjalan secara berkesinambungan sehingga momentum Generasi Emas 2045 dapat diwujudkan secara optimal. Semoga!


Daftar Rujukan
Harian Kompas tanggal 18 Agustus 2016


*) oleh Kadek Eva Dwi Jayanti, S.Pd
 disajikan dalam rangka Lomba Penulisan Artikel Ilmiah Sekolah dasar Tahun 2017

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »