Cara Meningkatkan Minat Baca Siswa

July 06, 2017


Kegiatan belajar tidak hanya menekankan aspek menghafal, melainkan siswa harus memahami apa yang mereka pelajari. Dikaitkan dengan taksonomi Bloom (Thoha, 2003), pemahaman (understanding) merupakan tingkatan ranah kognitif yang berada di atas ingatan. Pemahaman sangat diperlukan untuk mempelajari segala bidang keilmuan, termasuk keterampilan memahami isi bacaan. Bahan bacaan dapat berupa media cetak, maupun elektronik.

Hasil penelitian oleh PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta. pada keterampilan membaca (Faizah, dkk: 2016). Membaca memang belum menjadi budaya di sekolah. Lantas, apa upaya yang dapat dilakukan sekolah? 

Tersedianya perpustakaan merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan minat baca bagi siswa, khususnya sekolah dasar. Buku yang beragam perlu tersedia sebagai koleksi perpustakaan. Buku yang tersedia meliputi buku referensi pelajaran, buku cerita anak, ensiklopedia, dan berbagai buku fiksi lainnya. Namun, adanya perpustakaan saja tidaklah cukup menarik minat siswa untuk membaca.

Di sekolah, biasanya hanya terdapat satu ruang perpustakaan, yang letaknya tidak selalu dekat dengan semua ruang kelas. Akses menuju perpustakaan cukup jauh dari kelas,. Jarak yang cukup jauh ternyata menjadi faktor bagi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Apalagi, waktu istirahat cukup singkat. Imbas dari keadaan ini adalah perpustakaan sepi pengunjung. Bagaimana mengatasi kelemahan ini? Pojok baca adalah solusi. 

Pojok baca merupakan pemanfaatan sudut ruang kelas sebagai tempat koleksi buku dari para siswa di tiap-tiap kelas (Nugroho, dkk: 2016). Buku yang terdapat pada rak buku pojok baca adalah buku koleksi perpusatakaan sekolah. Adapun prosedural pemanfaatan Pojok Baca sebagai berikut.


  • Buku yang tersedia merupakan koleksi buku perpustakaan 
  • Sirkulasi buku dilakukan secara berkala guna meghindari kejenuhan sswa dan menambah variasi koleksi 
  • Penyediaan buku catatan pinjaman buku 
  • Siswa dapat menambah koleksi buku secara pribadi 
  • Siswa yang rutin membaca diberikan penghargaan oleh guru
Dalam memanfaatkan Pojok Baca, peran guru sangat penting. Mendampingi siswa merupakan bentuk fasilitasi guru terhadap penciptaan kondisi belajar yang menyenangkan. Selain itu, adanya reinforcement (penghargaan) juga berkontribusi terhadap peningkatan minat siswa. Penguatan dalam pembelajaran adalah salah satu bentuk apresiasi terhadap kemampuan yang dimiliki siswa. Adanya reinforcement yang diberikan guru berupa tepuk tangan dan hadiah menjadi motivasi bagi siswa untuk berkarya, menjawab, dan mengajukan pertanyaan selama kegiatan membaca berlangsung. Motivasi menjadikan siswa aktif dalam menggali pemahamannya terhadap buku yang dibaca.

Motivasi memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas dan mengoptimalkan aktivitas membaca. Sukadi (2005) yang menyatakan bahwa guru dapat dan harus berperan sebagai koordinator, fasilitator, dan motivator bagi upaya belajar siswa dalam menggunakan berbagai sumber belajar. Pembiasaan belajar perlu dikembangkan utuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pembentukan belajar yang efektif memerlukan tugas-tugas yang jelas dan terstruktur. Apabila setelah siswa selesai membaca, tanpa disertai dengan tindak lanjut yang tepat maka hasil belajar siswa kurang optimal. Pendapat ini didukung oleh Purwanto (2011) pembiasan belajar yang baik harus didukung oleh tugas-tugas yang jelas. Kebiasaan seseorang dalam belajar terbentuk dari kebiasaan belajar mandiri di rumah maupun di sekolah. Membaca dan membuat catatan mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar, karena kegiatan yang paling sering dilakukan dalam belajar adalah membaca. Ayo, berusaha untuk membaca!


DAFTAR RUJUKAN 
Faizah, dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Kemdikbud.

Nugroho, dkk. 2016. Implementasi Gemar Membaca Melalui Program Pojok Baca Dalam Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 2 Sumber . Tersedia pada Jurnal Edueksos Volume V No 2, Desember 2016

Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukadi. 2005. Pendidikan IPS yang Powerful Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran No. 4 TH. XXXVIII Oktober 2005 ISSN 0215-8250. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. 

Thoha, M.C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada    

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »